TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Tayyip Erdogan menetapkan Hagia Sophia sebagai masjid. Ibadah pertama di dalam bangunan bersejarah itu akan berlangsung pada Jumat, 24 Juli 2020.
Erdogan menyampaikan keputusan itu tak lama setelah pengadilan Turki membatalkan kebijakan Mustafa Kemal Ataturk yang mengalihfungsikan Hagia Sophia menjadi museum pada 1934. Pengadilan memutuskan kebijakan pemerintahan Ataturk yang sekuler itu melanggar hukum.
Kendati sudah berubah fungsi menjadi masjid, Erdogan mengatakan Hagia Sophia tetap terbuka untuk umat Kristiani dan wisatawan. "Rakyat Turki berhak mengubah bangunan bersejarah itu menjadi masjid," kata Erdogan seperti dikutip dari Reuters, Jumat 10 Juli 2020.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi video dengan para pemimpin G20 untuk membahas wabah penyakit virus Corona (COVID-19), di Huber Mansion di Istanbul, Turki, 26 Maret 2020. [Kantor Kepresidenan Turki via REUTERS]
Dia mengatakan segala kritik pada alih fungsi Hagia Sophia merupakan serangan terhadap kemerdekaan Turki. Hagia Sophia adalah bangunan bersejarah yang usianya mencapai 1500 tahun. Pada mulanya, bangunan dengan kubah yang megah ini adalah sebuah gereja.
Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama 916 tahun dan 481 tahun sebagai masjid. Pada 1935, atas perintah Mustafa Kemal Ataturk dan keputusan Dewan Menteri, gedung itu berubah fungsi dari masjid menjadi museum. Sejak itu pula, Hagia Sophia dibuka untuk wisatawan.
Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki. TEMPO | Astari P. Sarosa
Keputusan Erdogan mengubah fungsi Hagia Sophia menjadi masjid memancing kecaman dari beberapa komunitas internasional. Amerika Serikat, Rusia, dan beberapa petinggi gereja yang vokal menentang keputusan Erdogan mengubah status Hagia Sophia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.